PROGRAM MARITIM MENDATANG
Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, kami mengucapkan “Selamat” kepada Ir H Joko Widodo dan Prof KH Ma’ruf Amin yang telah dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024. Semoga Presiden dan Wakil Presiden beserta kabinetnya mampu mewujudkan cita-cita mulia yaitu menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju dan rakyatnya hidup sejahtera.
Berbagai kalangan menunggu-nunggu pidato Presiden Jokowi pada Sidang Paripurna MPR RI dalam Rangka Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024, tanggal 20 Oktober 2019. Banyak yang menduga-duga Presiden Jokowi pada periode kedua kepemimpinannya akan menyampaikan secara spesifik dan lebih mendalam tentang program maritim Indonesia yang sudah digaungkannya tahun 2014. Dugaan-dugaan itu ternyata meleset. Jokowi yang berpasangan dengan KH Ma’ruf Amin pada pemerintahan ini sama sekali tidak menyinggung masalah maritim.
Demikian juga saat menyusun Kabinet Indonesia Maju (KIM), Presiden Jokowi tidak memasukkan perwakilan dari purnawirawan TNI Angkatan Laut; padahal Indonesia merupakan negara maritim. Banyak orang bertanya-tanya: Kenapa? Kami berusaha berpikiran positif bahwa semuanya sudah diperhitungkan dan hal itu merupakan hak prerogatif Presiden. Mungkin Presiden dalam memperkuat program kerja dan kabinetnya memiliki jurus-jurus jitu yang tidak semuanya harus diketahui publik.
Sebab, jika kita cermati bersama dalam pidato tersebut Presiden Jokowi membeberkan program lima tahun ke depan, satu di antaranya adalah pembangunan infrastruktur yang akan dilanjutkan. Infrastruktur yang menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi, yang mempermudah akses ke kawasan wisata, yang mendongkrak lapangan kerja baru, yang mengakselerasi nilai tambah perekonomian rakyat. Mudah-mudahan yang dimaksud dengan pembangunan infrastruktur itu berkaitan dengan program maritim seperti komitmen Presiden Jokowi ketika menyampaikan pidato pelantikannya tahun 2014.
Dalam pidatonya tahun 2014, Presiden Jokowi dengan tegas mengatakan, kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudera, laut, selat, dan teluk adalah masa depan peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, memunggungi selat dan teluk.
Kini saatnya kita mengembalikan semuanya, sehingga Jalesveva Jayamahe, di Laut Justru Kita Jaya; sebagai semboyan nenek-moyang kita di masa lalu, bisa kembali membahana.
Saat itu Presiden Jokowi mengajak masyarakat sebangsa dan se-Tanah Air untuk mengingat satu hal yang pernah disampaikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno, bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, negara kuat, negara makmur, negara damai, kita harus memiliki jiwa cakrawati samudra; jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang menggulung.
Sebagai nahkoda yang dipercaya oleh rakyat, Presiden Jokowi mengajak semua warga bangsa untuk naik ke atas kapal Republik Indonesia dan berlayar bersama menuju Indonesia Raya. Kita akan kembangkan layar yang kuat. Kita akan hadapi semua badai dan gelombang samudera dengan kekuatan kita sendiri.
Nuansa maritim benar-benar tercermin dalam pidato tersebut. Dalam pidato pelantikan periode kedua ini, selain akan melanjutkan pembangunan infrastruktur Presiden menekankan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) akan menjadi prioritas utama, segala bentuk kendala regulasi harus disederhanakan, harus kita potong, dan harus kita pangkas; penyederhanaan birokrasi harus terus kita lakukan besar-besaran. Investasi untuk menciptakan lapangan kerja harus diprioritaskan dan prosedur yang panjang harus dipotong. Presiden juga mengemukakan pentingnya transformasi ekonomi.
Program-program lima tahun mendatang seperti dikemukakan Presiden Jokowi tentu sangatlah strategis, terutama menyangkut SDM unggul. SDM Indonesia yang unggul sangatlah dibutuhkan guna melanjutkan pembangunan-pembangunan infrastruktur di seluruh persada Nusantara.
Meski masalah maritim tidak disinggung sama sekali dalam pidato pelantikannya tahun ini, kami berharap Presiden Jokowi akan melanjutkan program-program maritim 2014. Bahkan lebih ditingkatkan lagi, sehingga cita-cita program Poros Maritim Dunia terwujud. Demikian juga tekad membangun SDM Indonesia harus menjadi prioritas agar tercipta SDM unggul dan Indonesia maju.
Seperti dikatakan Presiden Jokowi, cita-cita bersama satu abad Indonesia merdeka tahun 2045 Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah dan menjadi negara maju. (ab)