Merajut Kebersamaan
Para pembaca Jalasena yang budiman!
TAHAP demi tahap pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 telah kita lalui bersama. Hasil dari Pilpres pun telah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) bahwa pasangan Ir Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin sebagai pemenangnya.
Banyak harapan kepada Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 agar Indonesia unggul di berbagai bidang, sehingga kesejahteraan akan dinikmati oleh masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Karena bukan hal mudah untuk mengelola negara sebesar Indonesia ini. Diperlukan pemimpin yang memiliki visi, tekad, dan semangat membangun guna memajukan dan mewujudkan Indonesia sejahtera.
Masih banyak hal harus dihadapi dan diperjuangkan oleh Bangsa Indonesia –yang tahun ini merayakan 74 tahun Proklamasi Kemerdekaan– agar mampu melepaskan diri dari belitan berbagai permasalahan.
Permasalahan yang masih membelit negara kita dan sangat mengkhawatirkan adalah kian maraknya praktik korupsi yang dilakukan oleh berbagai kalangan, terutama oknum pejabat dan oknum anggota dewan. Seolah korupsi sudah menjadi hal yang lumrah. Operasi tangkap tangan (OTT) kerap terjadi, tapi praktik korupsi seperti tidak ada matinya. Karena itu, hukum harus benar-benar ditegakkan dan tidak boleh pandang bulu. Jangan lagi ada koruptor cengengesan ketika digiring oleh aparat penegak hukum.
Yang juga mengkhawatirkan adalah penyebaran berita-berita bohong (hoax) melalui media sosial. Masyarakat semakin was-was dengan berita-berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan berseliweran di tengah-tengah masyarakat. Gara-gara hoax pula, Papua Barat dan Papua sempat membara. Demikian juga dengan terorisme di negara kita yang terkadang meletup tiba-tiba. Ini semua memerlukan tindakan tegas aparat penegak keamanan dan hukum.
Kita harus berani bertanya, setelah kita menapaki perjalanan 74 tahun merdeka; sudahkah cita-cita awal Kemerdekaan tercapai? Tentu ada! Tapi juga masih banyak yang perlu ditangani bersama dengan kerja keras, kerja ikhlas, dan kerja cerdas.
Ketika menyampaikan pidato tentang Visi Presiden Terpilih 2019-2024; Ir Joko Widodo mengatakan kita harus mencari sebuah model baru, cara baru, dan nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari setiap masalah dengan inovasi-inovasi. Kita semua harus mau dan dipaksa untuk mau untuk melakukan perubahan-perubahan dan nilai-nilai baru. Kita harus meninggalkan cara-cara lama, pola-pola lama, baik dalam mengelola organisasi, mengelola lembaga, maupun dalam mengelola pemerintahan. Yang sudah tidak efektif, kita buat menjadi efektif; dan yang tidak efisien, kita buat menjadi efisien.
Kita ketahui bersama bahwa selama berlangsungnya tahapan Pilpres 2019 telah terjadi polarisasi di masyarakat di berbagai strata. Polarisasi itu terkadang sangat mengkhawatirkan dan rawan terjadinya perpecahan di antara sesama anak bangsa. Karena adanya fanatisme berlebihan dalam memberikan dukungan kepada calon Presiden dan Wakil Presiden yang bisa semakin meruncing. Situasi dan kondisi tersebut sempat terus bergulir dan memanas. Apalagi dengan berita-berita hoax yang sangat mudah tersebar melalui media-media sosial.
Kini sudah saatnya Bangsa Indonesia bersatu-padu. Suasana dan keadaan yang sempat terkoyak oleh pelbagai kepentingan politik haruslah kita satukan dan eratkan kembali. Perbedaan-perbedaan di antara kita haruslah dilebur. Ingatlah pepatah “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Sudah saatnya kita semua merajut kebersamaan dan menyingkirkan perbedaan-perbedaan. Banyak tantangan menghadang di hadapan kita. Kita bisa melihat ketertinggalan kita dengan negara-negara tetangga yang kemerdekaannya lebih muda dibandingkan Indonesia. Apalagi jika kita bandingkan dengan negara-negara maju.
Bukan saatnya lagi kita mengedepankan kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan. Yang harus kita kedepankan adalah kepentingan bersama, kepentingan bangsa dan negara guna mewujudkan SDM unggul, Indonesia maju.
Mimpi-mimpi besar yang ada di benak seluruh Bangsa Indonesia hanya bisa terwujud jika kita bersatu, optimis, dan percaya diri. Hal itu harus kita landasi dan wujudkan dalam membangun Indonesia yang adaptif, produktif, inovatif, dan kompetitif. Seperti dikatakan Presiden Joko Widodo, tidak ada lagi pola pikir lama, tidak ada lagi kerja linier, tidak ada lagi kerja rutinitas, tidak ada lagi kerja monoton, dan tidak ada lagi kerja di zona zaman. Semuanya harus berubah!
Dirgahayu negeriku tercinta: Indonesia! (ab)