Monday, August 8, 2022
Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut
  • Home
  • Tentang PPAL
    • Sejarah
    • Karakter dan Fitur PPAL
    • Visi & Misi
    • Pengurus Organisasi
      • PPAL Wilayah
      • PPAL Pusat
        • Struktur Organisasi
        • Pengurus Pusat
        • Dewan Pertimbangan
        • Dewan Pakar
    • PIPAL
    • PP Kowal
    • Ladzis
    • Redaksi Jalasena
    • Yayasan
    • Kontak
  • Agenda
  • Berita
  • Opini
  • Galeri
  • Majalah
No Result
View All Result
Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut
  • Home
  • Tentang PPAL
    • Sejarah
    • Karakter dan Fitur PPAL
    • Visi & Misi
    • Pengurus Organisasi
      • PPAL Wilayah
      • PPAL Pusat
        • Struktur Organisasi
        • Pengurus Pusat
        • Dewan Pertimbangan
        • Dewan Pakar
    • PIPAL
    • PP Kowal
    • Ladzis
    • Redaksi Jalasena
    • Yayasan
    • Kontak
  • Agenda
  • Berita
  • Opini
  • Galeri
  • Majalah
No Result
View All Result
Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut
No Result
View All Result
Home Berita

Kehidupan Nelayan Indonesia Masih “3 K”

by Achmad Bashori
December 19, 2019
in Berita
0
Kehidupan Nelayan Indonesia Masih “3 K”

Focus Group Discussion (FGD) PPAL 2019, di Kantor PPAL, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, Rabu (18/12/2019).

Share on FacebookShare on Twitter

Hingga saat ini kehidupan nelayan Indonesia masih menyandang ciri-ciri “3 K”, yaitu hidup dalam kekumuhan, kemiskinan, dan keterbelakangan. Padahal negara kita merupakan negara yang sangat besar dengan duapertiga wilayahnya berupa lautan. Karena itu dengan langkah positif yang dilakukan berbagai kalangan, kehidupan nelayan Indonesia diharapkan menjadi “3 K” yang lain, yaitu keren, kecukupan, dan kemajuan.

Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut (PPAL) Laksamana TNI (Purn) Ade Supandi, SE, MAP

Demikian dikemukakan Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut (PPAL) Laksamana TNI (Purn) Ade Supandi, SE, MAP ketika menyampaikan kesimpulan dari kegiatan Focus Group Discussion (FGD) PPAL 2019, di Kantor PPAL, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, Rabu (18/12/2019).  FGD dengan tema “Peningkatan Kesejahteraan Nelayan” menghadirkan narasumber yaitu Ketua Umum Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Mayjen TNI (Mar/Purn) Dr H Yussuf Solichien M, MBA, PhD; Dirjen Perikanan Tangkap KKP yang diwakili Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan Goenaryo, APi, MSi; Kepala Sub Direktorat Perikanan Bappenas M Rahmat Mulianda, SPi, MMar; dan pengusaha bidang perikanan Harnoto Darsono alias Ahuat.

Menurut Ade Supandi, para nelayan Indonesia sangat besar peranannya dalam pembangunan negara dan bangsa. Karenanya pemerintah harus mendorong masyarakat untuk terjun ke laut. “Harus banyak membangun karakter bangsa untuk mencintai laut, dan kehidupan di laut harus digelorakan,” katanya.

PPAL sangat menaruh perhatian terhadap kehidupan nelayan Indonesia yang masih “3 K”. Diharapkan melalui FGD itu, PPAL bisa memberikan sumbangsih pemikiran kepada pemerintah agar kehidupan nelayan bisa keren, kecukupan, dan meraih kemajuan.

 

Kondisi Nelayan

Ketua Umum HNSI Yussuf Solichien membeberkan kondisi nelayan kita yang miskin struktural dan kultur, juga miskin ekonomi kesehatan, pendidikan, perumahan, teknologi, dan lain-lain. Hal tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan dan akses. 

Ketua Umum Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Mayjen TNI (Mar/Purn) Dr H Yussuf Solichien M, MBA, PhD

Permasalahan klasik nelayan kita lainnya meliputi permodalan yaitu bank belum berpihak kepada nelayan dan agunan menjadi kendala. Bahan bakar minyak (BBM) untuk kapal juga menjadi permasalahan klasik lainnya, BBM tidak cukup dan tidak tepat, distribusi dan pasokan BBM tidak lancar; SPDN/SPBN/SPBB masih sangat kurang. Permasalahan hukum atau perijinan yang menyebabkan nelayan menjadi bulan-bulana  aparat penegak hukum, nelayan di perbatasan tidak dilindungi, dan terlalu banyak ijin dari instansi yang berbeda dan lambat.

“Kesehatan, pendidikan, perumahan, dan sarana-prasarana menjadi barang mewah yang tidak terjangkau. Kurangnya PPI, TPI, cold storage, pasar hasil nelayan tidak bisa dijual, dan sia-sia; merupakan permasalahan klasik nelayan kita,” kata Lulusan Terbaik AAL tahun 1973 itu.

Purnawirawan jenderal bintang dua itu menyebutkan beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan nelayan Indonesia, di antaranya membuat peraturan yang berpihak kepada nelayan, percepat proses perijinan, bikin program yang tepat guna, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat tempat; lakukan pengawasan program dan melibatkan HNSI; keberpihakan pemerintah dan perbankan kepada nelayan; bangun sarana-prasarana perikanan; berikan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan perumahan yang murah dan mudah untuk nelayan. Dengan demikian kondisi nelayan kita yang diharapkan adalah sejahtera, berpendidikan, sehat, dan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.

Kepala Sub Direktorat Perikanan Bappenas M Rahmat Mulianda memaparkan profil nelayan Indonesia yang menurut data tahun 2015 jumlahnya 2,58 juta orang. Dari jumlah itu, tahun 2019 sebanyak 1,44 juta nelayan terdaftar dan memiliki Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (Kusuka), nelayan termasuk salah satu kelompok rumah tangga yang diperkirakan berada pada 40% penduduk berpendapatan terbawah. Indeks Gini rumah tangga nelayan diperkirakan 0,54; nelayan minim ketersediaan pelayanan dasar yang menjangkau wilayah sulit di kawasan pesisir.

Kepala Sub Direktorat Perikanan Bappenas M Rahmat Mulianda, SPi, MMar

“Nelayan kita mengalami keterbatasan akses terhadap permodalan, teknologi yang tepat guna/adaptif; input produksi yang berkualitas dan kontinu; dan peningkatan keterampilan, pengetahuan, dan manajemen,” kata Rahmat Mulianda lagi.

Upaya pemberdayaan nelayan di antaranya tetap melanjutkan program dan kegiatan yang telah ada, meningkatkan koordinasi lintas Eselon I lainnya di KKP, di antaranya menyelenggarakan pendidikan (vokasi) pelatihan dan penyuluhan, baik teknik maupun manajerial; melakukan riset perikanan dan riset sosial ekonomi perikanan; dan satu data peningkatan pendataan terkait karakteristik/identifikasi nelayan.  Selain itu meningkatkan koordinasi lintas K/L dan memanfaatkan pendanaan inovatif. Lintas K/L meliputi Kemendesa (dana desa), Kementerian PUPR, Kementerian EDSM, Kementerian KUKM, dan Kemendag. Sedangkan badan usaha, meliputi swasta, BUMN/BUMD melalui Program CSR dan KPBU.

 

Kebijakan Pembangunan 2020-2024

Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan Goenaryo, APi, MSi mengemukakan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan 2020-2024 di antaranya memperbaiki komunikasi  dengan nelayan, penyederhanaan perijinan, pengembangan pelabuhan perikanan, pengaturan penangkapan ikan hingga ZEE dan laut lepas, perlindungan dan pemberdayaan nelayan, untuk peningkatan pendapatan nelayan.

Dirjen Perikanan Tangkap KKP yang diwakili Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan Goenaryo, APi, MSi

“Perikanan budidaya dioptimalkan dan diperkuat untuk penyerapan lapangan kerja dan penyediaan sumber protein hewani untuk konsumsi masyarakat,” ucap Goenaryo sembari menambahkan pentingnya membangkitkan industri kelautan dan perikanan melalui pemenuhan kebutuhan bahan baku industri, peningkatan kualitas mutu produk  dan nilai tambah, untuk peningkatan investasi dan ekspor hasil perikanan.

Kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan lainnya adalah pengelolaan wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil serta penguatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan, dan karantina ikan melalui  koordinasi dengan instansi terkait. “Penguatan SDM dan inovasi riset kelautan dan perikanan,” ujar Goenaryo lagi. “Kelautan dan perikanan maju, Indonesia maju!” tambahnya.

Laksdya TNI (Purn) Djoko Sumaryono

Di tempat sama, mantan Plt Ketua Umum PPAL Laksdya TNI (Purn) Djoko Sumaryono mengingatkan bahwa profesi nelayan sudah ada sejak Indonesia belum merdeka. Sebelum ada profesi-profesi lainnya, nelayan sudah ada di persada Nusantara. Persoalannya adalah ketika Indonesia merdeka, kita belum memiliki ahli maritim; sehingga bidang maritim terpinggirkan, termasuk profesi nelayan.

Ia juga menyoroti KKP yang tidak mewujudkan pendekatan prosperity kepada nelayan, sehingga nelayan Indonesia hingga kini belum sejahtera.

Laksda TNI (Purn) Dr Surya Wiranto, SH, MH

Pada FGD yang dimoderatori Laksda TNI (Purn) Dr Surya Wiranto, SH, MH tampil sebagai pembicara terakhir Harnoto Darsono yang menceritakan kehidupannya sejak belia dan menjadi seorang nelayan. Dengan perjuangan hidup yang sangat gigih, pria itu kini menjadi seorang pengusaha sukses di bidang perikanan di Indonesia. “Saya ini bukan pengusaha, tapi nelayan,” katanya merendah.*

Harnoto Darsono
Previous Post

Jalasena November 2019

Next Post

Laksda TNI (Purn) Ir Darmawan, MM Tutup Usia

Achmad Bashori

Achmad Bashori

Related Posts

Ketum PPAL Ingin Aktifkan Kembali Senam Ling Tien Kung di PPAL
Berita

Ketum PPAL Ingin Aktifkan Kembali Senam Ling Tien Kung di PPAL

July 13, 2022
PPAL Apresiasi Sosialisasi Program PT ASABRI (Persero)
Berita

PPAL Apresiasi Sosialisasi Program PT ASABRI (Persero)

June 17, 2022
PPAL Bantu Serka Purnawirawan Paulus Maxlena yang Hidup Sebatang Kara dan Mengalami Kelumpuhan
Berita

PPAL Bantu Serka Purnawirawan Paulus Maxlena yang Hidup Sebatang Kara dan Mengalami Kelumpuhan

June 9, 2022
Berita

Kantor PPAL Wilayah III Jakarta Bagikan Paket Sembako untuk Purnawirawan dan Masyarakat

May 31, 2022
Ketua Umum PPAL Kedepankan Silaturahmi dan Kesejahteraan Purnawirawan TNI AL
Berita

Ketua Umum PPAL Kedepankan Silaturahmi dan Kesejahteraan Purnawirawan TNI AL

May 25, 2022
Kedekatan Ketum PPAL dengan Prajurit TNI AL Tetap Terjaga
Berita

Kedekatan Ketum PPAL dengan Prajurit TNI AL Tetap Terjaga

May 24, 2022
Next Post
Laksda TNI (Purn) Ir Darmawan, MM Tutup Usia

Laksda TNI (Purn) Ir Darmawan, MM Tutup Usia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terbaru

  • Ketum PPAL Ingin Aktifkan Kembali Senam Ling Tien Kung di PPAL
  • PPAL Apresiasi Sosialisasi Program PT ASABRI (Persero)
  • PPAL Bantu Serka Purnawirawan Paulus Maxlena yang Hidup Sebatang Kara dan Mengalami Kelumpuhan
  • Kantor PPAL Wilayah III Jakarta Bagikan Paket Sembako untuk Purnawirawan dan Masyarakat
  • Ketua Umum PPAL Kedepankan Silaturahmi dan Kesejahteraan Purnawirawan TNI AL

Komentar Terbaru

    Kategori

    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
    • Info PPAL
    • Majalah
    • Opini
    • Video

    Berita Terbaru

    Ketum PPAL Ingin Aktifkan Kembali Senam Ling Tien Kung di PPAL

    Ketum PPAL Ingin Aktifkan Kembali Senam Ling Tien Kung di PPAL

    July 13, 2022
    PPAL Apresiasi Sosialisasi Program PT ASABRI (Persero)

    PPAL Apresiasi Sosialisasi Program PT ASABRI (Persero)

    June 17, 2022

    Kategori

    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
    • Info PPAL
    • Majalah
    • Opini
    • Video

    Tentang PPAL

    • Sejarah
    • Karakter dan Fitur PPAL
    • Visi & Misi
    • Pengurus Organisasi
    • Yayasan
    Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut

    Jl. Tabah Raya No. 1 Komplek TNI AL Kelapa Gading Barat Jakarta Utara 14240, Telp. (021) 45847189
    Fax. (021) 54847189
    email : ppalpusat@yahoo.com; jalasena.magazine@gmail.com;
    Website: www.ppal.or.id

    © 2019-2021 Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut.

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Tentang PPAL
      • Sejarah
      • Karakter dan Fitur PPAL
      • Visi & Misi
      • Pengurus Organisasi
        • PPAL Wilayah
        • PPAL Pusat
      • PIPAL
      • PP Kowal
      • Ladzis
      • Redaksi Jalasena
      • Yayasan
      • Kontak
    • Agenda
    • Berita
    • Opini
    • Galeri
    • Majalah

    © 2019-2021 Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut.