2019 Tahun Politik
Para pembaca Jalasena yang budiman!
BEBERAPA pekan lalu kita semua memasuki tahun baru, 2019. Untuk itu kami mengucapkan “Selamat Tahun Baru 2019”. Semoga pada tahun baru ini ada semangat baru di semua kehidupan masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat akan lebih baik dan sejahtera. Sudah banyak persoalan serius yang terjadi pada tahun 2018. Persoalan-persoalan yang telah kita tinggalkan bersama itu, kami harapkan menjadi pelajaran berharga untuk menapaki perjalanan 2019 yang penuh dengan dinamika.
Pada tahun ini kembali ada peristiwa bersejarah bagi Bangsa Indonesia, yaitu pada tanggal 17 April 2019. Masyarakat Indonesia yang telah memiliki hak pilih akan memberikan hak suaranya pada Pemilihan Umum secara langsung yang diharapkan demokratis, damai, dan berdaulat. Dari Pemilihan Umum itu akan terpilih wakil-wakil rakyat serta Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk periode lima tahun mendatang.
Kita semua berharap Pemilihan Umum 2019 benar-benar merupakan pesta demokrasi, pestanya rakyat Indonesia, dan tidak ada ekses yang akan mengganggu persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Terganggunya persatuan dan kesatuan bangsa –apalagi hingga mengarah terjadinya disitegrasi bangsa–merupakan kerugian yang sangat besar bagi kita semua. Indonesia yang sudah merdeka selama 73 tahun memang rawan perpecahan. Karena itu, sejak dulu para pemimpin bersama seluruh elemen bangsa berusaha merajut kebhinnekaan sekuat tenaga.
Riak-riak yang menjurus ke arah percecahan dan kemungkinan tercabik-cabiknya bangsa harus bisa selalu diredam, agar tidak meluas dan membuat suasana semakin kritis. Pemilu 2019 harus benar-benar terlaksana sesuai dengan konstitusi dan menghasilan pemimpin bangsa yang akan membawa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ke arah kemajuan.
Dapat dipastikan tahun 2019 di negara kita, baik pra Pemilu maupun pasca Pemilu sangat rawan gesekan. Kubu antar-pendukung Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden akan semakin ngotot mencuatkan dukungan. Apalagi jika ada pihak-pihak tertentu yang “mengail di air keruh” dan menggelindingkan isu-isu sensitif yang terus “digoreng”. Itu yang mengkhawatirkan. Jangankan antara kubu pendukung Calon Presiden dan Wakil Presiden yang berseberangan, di Grup WA pun yang semula anggotanya menyatu, bisa saling membelakangi dan terjadi pengkotak-kotakan. Mereka sama-sama keukeuh memertahankan dukungannya.
Hal seperti itu yang harus kita sadari bersama. Kita harus memahami buat apa NKRI didirikan. Jangan karena Pemilihan Umum, kemudian terjadi gesekan-gesekan dan berakhir perpecahan. Mari kita bercermin kepada negara-negara lain yang tercerai-berai gara-gara memertahankan suatu kehendak yang mengabaikan rasa persatuan dan kesatuan. Pepatah “pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna” sangatlah layak diingat-ingat.
Karena itu dalam Pemilihan Umum mendatang, Calon Presiden dan Wakil Presiden harus ingat komitmen “siap menang dan siap kalah”. Nantinya yang menang secara sah janganlah merasa jumawa, dan yang kalah harus tetap legowo. Sebagai bangsa yang bermartabat, pihak yang kalah memberi ucapan selamat kepada pemenang dan saling berjabat tangan dilanjutkan dengan mendukung program-program nasional tentulah lebih mulia, daripada melakukan tindakan-tindakan membabi-buta. Karena sejatinya yang menang dalam Pemilihan Umum itu adalah seluruh rakyat Indonesia.
Mari kita semua tidak lupa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar Indonesia dijauhkan dari perpecahan. Dengan rampungnya Pemilu 2019, maka perbedaan pendapat di antara sesama anak bangsa harus disudahi. Ke depan, masih banyak persoalan bangsa yang harus kita selesaikan bersama. Mari kita saling bergandeng tangan, bekerja keras, dan menyongsong masa depan negara kita dengan rasa optimis; sehingga masyarakat kita hidup lebih nyaman, aman, dan sejahtera.
Menapaki 2019, Jalasena pun berusaha berbenah diri dan meningkatkan kualitas, baik konten maupun tampilannya. Sesuai tag line “Mengembalikan Kejayaan Maritim”, kami akan berusaha menyajikan tulisan yang berkaitan dengan budaya maritim, infrastruktur maritim, pertahanan dan keamanan maritim, wisata maritim, industri maritim, dan sejarah maritim.